Langsung ke konten utama

Perjalanan menjadi seorang Asisten Instruktur

Awal semester tiga, saat saya memberanikan diri untuk  mulai terjun menjadi seorang Asisten Instruktur. Dimulai dari menyiapkan hati, serta pikiran.

Cerita dimulai saat awal semester satu, saat saya masih rajin dan semangat untuk mengikuti segala hal ataupun kegiatan yang ada (sekarang juga masih ko walau ga sering hehe). Saya yang berasal dari SMA (Sekolah Menengah Atas) jurusan IPA masuk ke bangku perkuliahan fakultas Teknologi Informasi, mungkin bagi sebagian orang itu hal yang wajar karena fakultas tersebut memang menerima SMA jurusan IPA/saintek. Tapi beda, bagi saya pelajarannya sangat  awam, bahkan saya sama sekali tidak tahu tentang hal itu dan tidak pernah mencicipinya. Saya baru mengetahuinya disaat memulai perkuliahan, mau – tidak mau, suka atau tidak suka, saya harus menjalaninya dahulu, tidak mungkin saya langsung menyerah diawal tanpa berusaha sama sekali. 

Dengan pelajaran yang saya rasa sangat awam, saya menjadi semangat mencari tambahan ilmu dengan mengikuti pembelajaran ataupun kegiatan diluar kampus. Karena saya tahu bahwa saya tipe yang suka belajar dengan yang lain, saya lebih mudah mengerti apabila dijelaskan dengan yang lain dibandingkan harus belajar sendiri. Jadi lebih semangat juga karena posisinya sedang belajar bersama-sama hehehe. Oke, balik ke pembelajaran di luar kampus, saya mengikuti kegiatan Himpunan serta Kelompok Belajar (Study Club).

Saya sering bahkan hampir setiap pertemuan saya datang ke Kelompok Belajar, di Kelompok Belajar karena “mungkin” saya terlihat lebih cepat mengerti dibanding dengan yang lain, diselang waktu candaan beberapa teman serta kating (kakak tingkat) menawarkan saya untuk mencoba menjadi astur sebutan untuk Asisten Instruktur.Cocok lu jadi astur” “Jadi astur aja” “Coba daftar jadi astur” dan yang lainnya. Dimana saat itu saya masih semester satu, saat saya masih mencicipi dunia perkuliahan, masa peralihan dari seorang pelajar ke mahasiswa. Saat itu perkataan mereka tidak terlalu saya pikirkan, karena saya anggap hanya sebagai gurauan semata.

Singkat cerita, karena mengikuti Kelompok Belajar ini saya jadi dekat dengan beberapa kating, bahkan saya dekat juga dengan salah satu astur. Semester dua sebentar lagi dimulai, astur yang saya kenal pun mengajak saya untuk mendaftar astur. Saat itu saya masih merasa kurang, saya merasa tidak percaya diri, saya tidak berani sama sekali untuk mencobanya. Ajakan itu pun saya hiraukan, saya jawab bahwa saya belum berani.  Walau begitu saya tidak menyerah, saya betekad untuk memperbaiki diri agar lebih baik di semester dua ini. Selain belajar mandiri, saya juga rajin mengikuti Kelompok Belajar karena selain bisa menambah ilmu, bisa menambah semangat juga hehe.

Di salah satu matakuliah, ada tugas membuat planning atau rencana untuk masa depan. Mulai dari satu tahun, lima tahun, hingga sepuluh tahun kedepan, apa saja tujuan yang ingin kita capai serta bagaimana cara mencapai tujuannya harus kita tulis. Saat saya memikirkan rencana satu tahun kedepan, saya langsung teringat dengan astur. Lalu saya tulis tujuan nya menjadi astur, caranya dengan saya lebih giat belajar, melancarkan bicara saat didepan kelas atau saat presentasi, serta mencari ilmu lain di luar lingkungan kampus. Untuk rencana lima dan sepuluh tahun kedepan akan saya ceritakan jika sudah terwujud saja ya hehe

Latihan, Tugas, Praktek, Kuis, UTS, Projek, Presentasi, serta UAS sudah dilewati semua. Libur semester dua tinggal hitungan hari. Liburan semester kurang lebih delapan minggu atau dua bulan lamanya. Diawal liburan, saya sama sekali tidak menyentuh pelajaran, waktunya saya gunakan hanya untuk meng-istirahatkan diri. Mulai dari pertengahan sampai akhir liburan, saya belajar mandiri mencoba dan mempersiapkan pelajaran semester depan. Saya tidak lupa dengan tujuan menjadi seorang astur, saya pun juga mempersiapkan diri secara lahir dan batin.

Dua minggu menjelang masuk perkuliahan semester ganjil, atau semester tiga bagi angkatan saya. Tidak ada info, pemberitahuan atau semacamnya mengenai pendaftaran astur. Tapi, saya melihat status sosial media salah satu atau dua teman saya, mereka datang ke kampus dengan berpakaian formal hitam-putih. Mengherankan bukan? Iya, saya rasa heran dengan mereka (karena ada empat orang), soalnya kampus tidak buka saat masa libur semester. Karena saya tidak bertanya kepada mereka, berhari-hari saya memikirkan alasannya.

Perkuliahan semester ganjil, berarti saat perkulihaan menerima mahasiswa baru atau sering disebut maba. Karena, saya dekat dengan beberapa kating di senat (senat ini organisasi mahasiswa yang mirip dengan BEM) maka saya menawarkan diri untuk menjadi panitia orientasi maba. Sebelum mengikuti orientasi, saya dan satu teman saya diajak ikut kopdar (kopi darat) bincang-bincang seputar jurusan serta kampus dengan maba. Selesai kopdar dengan maba, kami dijelaskan mengenai tugas pada saat orientasi nanti. Selang pembicaraan, saya bertanya ke salah satu kating tentang mereka yang ke kampus itu, kebetulan kating itu kenal dengan salah satu-nya, kata kating sih mereka sedang mendaftar astur. Wah kaget nya bukan main dong, selama ini yang ditunggu-tunggu tidak ada info ternyata sebagian orang itu tau dan tidak memberitahukan secara umum, hanya kepada teman-teman dekatnya saja. Karena saat itu di sisi lain juga sedang ada astur, saya menanyakan perihal kebenarannya. Dia bilang “Iya, gua yang ngasih tau infonya ke dia, gua kira bakal di sebar lagi ke yang lain”. Makin syok saya dengernya, padahal asturnya juga kenal dan dekat sama saya, iya sih mungkin saya juga yang salah karena ga nanya-nanya dan hanya menunggu info saja. Saat yang lain tau bahwa saya tidak dapat info, mereka membalasnya dengan kata “Wah parah lu, masa si flo ga lu kasih tau” “Tau lu, gimana si masa ga dikasih tau” dan saya jawab “Iya ka masa gua ga dikasih tau, padahal gua udah nunggu infonya” bagi saya itu hanya gurauan saja hehe. Intinya sekarang saya sudah dapat info dan saya mempersiapkan berkas-berkas untuk pendaftaran.

Saya membagikan informasi itu dan mengajak teman-teman yang lain untuk mendaftarkan diri sebagai astur, banyak dari mereka yang belum siap, saya tidak memaksakan mereka harus ikut, karena saya juga pernah berada di posisi mereka. Di hari Senin, seminggu sebelum perkuliahan dimulai dan hari terakhir pendaftaran astur, dengan pakaian formal hitam-putih saya bersama dua teman lain mendaftarkan diri dengan membawa berkas-berkas sebagai persyaratan. Disana, kami diminta untuk mengisi formulir pendaftaran astur (detail isi pertanyaannya saya lupa) dengan lampiran berkas yang sudah dibawa. Mungkin karena hari terakhir, saya dan dua teman saya langsung diminta menunggu untuk interview dan mereka yang sudah mendaftarkan diri di hari sebelumnya juga baru akan di interview hari ini. Satu per-satu dari kami dipanggil, rasanya mendebarkan, deg-degan banget, gugup juga, baru pertama kali di interview. Tiba akhirnya nama saya dipanggil keruangan lain untuk interview, disana saya makin gugup bingung juga mau jawab nya gimana, takut ga memuaskan apalagi salah jawab. Kurang lebih lima menit saya ditanya-tanya, ibu dosen yang meng-interview saya tidak bilang hasilnya bagaimana. Setelah semua selesai di interview kami diminta untuk pulang dan menunggu kabar selanjutnya.

Ohya, sebenarnya sebelum saya mendaftarkan diri, saya sudah meminta izin kepada orang tua saya terlebih dahulu. Mamah hanya bilang itu terserah kepada saya, kalau saya memang siap dan mau pastinya mamah selalu memberikan izin. Bapak juga izinin, katanya malah bagus nantinya saya bisa dapat relasi (pikiran untuk masa depan saya hehe padahal saya orangnya sausah medekati orang dan pemalu kalau dengan orang yang belum dikenal dekat). Lanjut, besoknya kami yang bisa juga dibilang “calon” astur hehe dibuatkan satu group whatsapp bersama dosen lab dan admin. Disana di infokan oleh admin bahwa kami diminta untuk menghadiri “pelatihan calon asisten instruktur” pada hari kamis jam 8 pagi waktu setempat. Dengan pakaian formal hitam-putih serta membawa laptop sebagai persyaratan, saya menghadiri pelatihan calon astur dengan tepat waktu. Disana kami dibimbing oleh Ibu dosen kampus cabang lain, dimulai dengan pembelajaran materi praktek semester ganjil dengan materi yang sudah disiapkan.

Sampai dimana kami diminta untuk menjelaskan satu materi secara bergantian, untuk menilai bagaimana sikap kami jika berbicara di depan kelas. Karena kami semua terlihat gugup, Ibu dosen bilang bahwa kami harus menganggap sedang melakukan presentasi secara individu. Giliran saya tiba, saya mencoba setenang mungkin untuk menjelaskannya. Ibu dosen bilang bahwa saya sudah bagus, suara saya terdengar kencang, penjelasannya juga bagus, hanya kurang di kontak mata, saya terlalu sering melihat ke papan tulis daripada ke pendengar (sebenarnya saya tidak terlalu berani jika harus melihat ke mata orang lain, makanya saya melihat ke papan tulis hehe). Sampai waktu istirahat tiba, kami istirahat lalu sholat dan makan makanan catering yang kami dapatkan. Kami semua makan bersama dengan sedikit bincang-bincang ringan. Setelah selesai istirahat, kami melanjutkan praktek materi yang sebelumnya sudah kami kerjakan, kurang lebih setengah materi atau sampai dengan materi pertemuan ke-enam telah berhasil kami kerjakan. Waktu sudah menunjukkan jam tiga sore, waktunya kami pulang. Kami sempat bingung, masalahnya yang mendaftar sebagai astur total ada 7 (tujuh) orang, 5 (lima) perempuan dan sisanya 2 (dua) laki-laki. Saat pelatihan tadi kami masih belum diberitahu siapa saja yang lolos sebagai astur, bisa dibilang kami masih “di gantung”. Kata Ibu dosen tadi, kami harus menunggu informasi dari pusat, karena bukan ibu atau dosen lab yang berhak meluluskan kami.

Informasi yang dinanti-nanti tak kunjung tiba, padahal sekarang sudah hari sabtu. Hari dimana saya menjadi panitia orientasi maba sampai dengan hari minggu. Dikarenakan kesibukan menjadi panitia, saya tidak terlalu dipusingkan akan hal penerimaan astur, tapi tetap ada rasa “di gantung” bagi kami para calon astur. 

Senin, hari pertama perkuliahan semester ganjil dimulai, saya mengikuti kelas pertama dengan biasanya. Namun informasi tentang penerimaan astur pun masih belum kunjung tiba, sedangkan hari ini perkuliahan sudah dimulai seperti biasanya. Perwakilan dari kami pun bertanya tentang informasi astur selanjutnya, namun jawaban yang kami terima hanya sedang on proses atau sedang dalam tahap pengerjaan. Itu membuat kami makin gelisah, pasalnya perkuliahan sudah dimulai tapi satu pun informasi masih belum kami terima.

Esok hari, saat waktu menujukkan pukul 12.30 siang, mendadak kami pun mendapat informasi mengajar pada hari selasa ini, nama saya tidak ada dijadwal dan beberapa teman saya yang mendapatkan jadwal pun kebingungan, karena mereka tidak membawa pakaian hitam-putih khas astur serta belum membaca materi matkul (mata kuliah) yang di dapat karena informasi yang baru kami dapatkan ini. Kalau mereka pulang untuk mengganti pakaian butuh waktu lama, karena jarak yang ditempuh dari kampus ke rumah mereka jauh. Tapi, karena ini hari pertama mengajar mereka diperbolehkan menggunakan baju bebas, dan biasanya juga di hari pertama hanya perkenalan jadi belum banyak materi yang dipaparkan. Selain yang sudah mendapatkan jadwal mengajar itu, kami diminta untuk tidak pulang terlebih dahulu karena masih ada informasi jadwal mengajar selanjutnya. Setelah mendapatkan informasi jadwal, dikarenakan untuk hari selasa ini tidak ada jadwal mengajar di kelas lain selain mereka yang tadi sudah duluan, maka kami pulang kerumah masing-masing. Disitu lah kami tahu bahwa kami semua, ke-7 (tujuh) calon astur telah resmi menjadi astur. Cukup mengherankan, jika melihat waktu sebelum-sebelumya dan apa yang pernah diceritakan oleh astur yang sebelumnya bahwa biasanya hanya ada 2 (dua) orang astur dan kini kami bertujuh yang menjadi asturnya. Bagi saya mau gimana pun, saya bersyukur yang pasti saya berhasil mewujudkan salah satu tujuan saya. Perjalanan masih panjang, laka-liku ini hanya baru permulaan, lika-liku kehidupan pun menunggu di depan. 



Selesai.


Untuk cerita saya selama mengikuti Kelompok Belajar. Jika sudah saya ceritakan, bisa di baca disini.

Untuk Cerita tentang kegiatan saya selama Menjadi Panitia Orientasi Mahasiswa Baru. Jika sudah saya ceritakan, bisa di baca disini.

Dan akan saya ceritakan juga kelanjutan hari-hari saya sebagai astur. Jika sudah saya ceritakan, bisa di baca disini.

Jika saya lupa untuk memperbarui link, bisa dilihat pada tag ceritaku atau pilih kata ceritaku pada bagian menu. 


Cerita ini murni cerita pribadi saya sendiri. Saat saya membuat tulisan ini, saya sambil mengingat-ingat ceritanya karena untuk detailnya saya sudah lupa hehe. Kadang gaya penulisan terlihat tidak formal dan terkadang juga kaku.

Saya hanya ingin membagikan cerita, pengalaman yang saya alami. Ambil atau ikuti sisi positif dari cerita ini, dan sisi negatif cukup dijadikan pembelajaran yang tidak boleh dicontoh.

Maaf apabila ada kata-kata yang tidak nyambung saat dibaca, saya baru pertama kali bercerita lewat tulisan. Saya juga memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, kata-kata yang kurang berkenan, dan menyinggung para pembaca.

Terimakasih ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Install Microsoft Office Visio 2013 (32 Bit dan 64 Bit)

Cara Instal Microsoft Office Visio 2013 (32 Bit dan 64 Bit), yaitu :

Cara Install Microsoft Office Visio 2010 (32 Bit dan 64 Bit)

Cara Install Microsoft Office Visio 2010 (32 Bit dan 64 Bit), yaitu :