Siapa yang dapat
memungkiri bahwa islam memanglah rahmat bagi semesta alam. Islam adalah juga
satu- satunya agama yang menentramkan lahir dan batin manusia. Barang siapa
yang mengikutinya, maka kemuliaan akan melingkupinya. Barang siapa
menyelaminya, maka kedamaian yang akan selalu menyertainya.
Islam, menyematkan
kemuliaan dalam diri seorang wanita. Sang pesona dunia ini, diajarkan Oleh
Allah Subhanahu Wata’ala untuk tetap menjadi indah dan yang terindahkan.
Namun sayang, banyak manusia yang lemah iman dan lemah ilmu yang justru tidak
bisa menikmati dan menyadari keindahan itu dalam hati mereka. Dan begitulah,
Allah telah menutup hati, dan indrawi mereka, dalam begitu kencangnya fitnah
yang tujuan akhirnya sangat jelas, yaitu melucuti keindahan wanita itu sendiri,
dengan cara merendahkan mereka layaknya hewan, atau bahkan lebih rendah dari
itu. Naudzubillah...
Di dalam islam, wanita
di perintahkan oleh Allah untuk menutup Aurat para wanita. Sungguh sesuatu yg
mahal harganya akan dijaga bahkan disimpan dan di rawat dengan sangat hati-
hati dan di hadiahkan pula tempat teraman dan terbaik. Apakah pernah kita
melihat seseorang membuang intan begitu saja di jalanan?.
Jilbab adalah identitas
kemuliaan seorang muslimah, dan sekaligus benteng mereka dari berbagai gangguan
orang- orang jahat yang mempunyai niat jahat kepada mereka.
Dan di dalam Islam,
seorang wanita jika dihadapkan kepada suaminya, memanglah ketaatan yang harus
dilakukannya. Namun, seorang laki- laki wajib pula taat kepada ibunya 3 kali
lebih utama dari sang ayah?. Maka perhatikan baik- baik wasiat rasulullah
Salallahu Alaihi Wassalam, berikut ini...
“Dari Abu Hurairah
radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku
harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab,
‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi
shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya
kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut
bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari Muslim)
Diantara banyak fitnah
yang di hembuskan oleh para musuh- musuh islam, adalah hal yang menyangkut poligami.
Mereka mengatas namakan penderitaan wanita yang di dramatisir sedemikian rupa,
agar terlihat lebih simpatik. Bahkan sebenarnya betapa kasihan mereka tentang
hal ini. Tingkah polah mereka semakin membuktikan kekurangan akal pada diri
mereka. Apakah sudah sampai pada mereka bahwa bila seorang lelaki khawatir
tidak dapat berlaku adil dalam berpoligami, maka dituntunkan kepadanya untuk
hanya menikahi satu wanita. Dan ini termasuk pemuliaan pada wanita di mana
pemenuhan haknya dan keadilan suami terhadapnya diperhatikan oleh Islam,
seperti Allah firmankan di dalam Al Quran,
“Namun bila kalian
khawatir tidak dapat berbuat adil maka nikahilah satu wanita saja.” (QS. An
Nisa: 3)
Begitu di muliakannya
wanita dalam islam, bahkan para suami tidak boleh berbuat sewenang- wenang
kepada istri mereka. “Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para
istri) secara patut.” (An-Nisa`: 19).
Dan Memanglah,
kasih sayang islam begitu sangat melingkupi kaum yang memang diciptakan Allah
lebih lemah dari pada laki- laki ini. Maka dari itu, ketika wanita menerima
warisan, memanglah wanita mendapat jatah kurang dari laki- laki. Bukan karena
tidak adanya keadilan Allah disana, tapi sungguh harta yang jumlahnya kurang
dari para laki- laki itu hanya menjadi milik pribadinya dan para wanita tidak
perlu menyerahkannya kepada suaminya. Sedangkan saat para lelaki atau suami
menerima warisan, maka sudah menjadi kewajiban laki- laki itu untuk menggunakan
hartanya demi kebutuhan seluruh keluarga, anak- anak dan istrinya.
Dalam lemahnya fisik dan
kurangnya Akal karena lebih di dominasi perasaanya, wanita memang haruslah
tetap melalui sebuah fase perjuangan terbesar yang membuatnya harus bersusah
payah. Ya, selama mereka mengandung dan melahirkan anak, adalah perjuangan yang
begitu sangat menguras waktu emosi, pikiran, tenaga dll. Tetapi Kasih
sayang Allah memang tiada batas. Ketika para wanita hamil, setiap saat mereka
akan didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk Allah di
mukabumi ini, dan ketika kematian ternyata datang atas mereka saat melahirkan,
maka syahid akan Insyaallah akan di raihnya.
Pahala mati syahid layak
diberikan kepada ibu hamil/melahirkan dan meninggal, karena proses melahirkan
adalah proses mengadu nyawa dan sama dengan perang membela agama Allah. Selain
itu, kaum wanita berperan besar dalam pengembangbiakan keturunan. Dengan
bersedianya seorang wanita untuk hamil, berarti ia telah mengemban amanat dan
mewujudkan proses penyempurnaan sifat kefeminimannya.
Tidak itu saja,
keistimewaan seorang wanita adalah ketika mereka diperbolehkan untuk memasuki
pintu Syurga melalui pintu manapun yang disukainya. Dan untuk semua itu, para
wanita cukuplah melalui 4 syarat saja : Sholat 5 waktu, puasa di bulan
Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.
Maka sudah selayaknya,
para pemilik mulut lancang yang tanpa ilmu mendengungkan topeng “kemerdekaan”
bagi kaum wanita itu, menginsyafkan perbuatan mereka karena telah habis-habisan
menyalakan propaganda untuk membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar,
sehingga wanita banyak yang terjerumus sebagai korban dari rencana mereka, dan
kemudian membenci aturan islam
Sungguh, bahkan cara
Islam memuliakan wanita itu lebih dari sekedar benar- benar tampak bagi logika
waras manusia. Lalu satu pertanyaan pun akhirnya muncul bagi kita para wanita,
“maka nikmat Rabb kamu manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar-Rahman: 13).
So, guys.. kita harus
tetap menghargai wanita baik yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal, muda
maupun tua. Karena wanita juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
Wassalamuallaikum wr.
wb...
Sumber : Voa Islam
Komentar
Posting Komentar